Selasa, 23 September 2014

...LASKIES...


Saya memiliki hobi mengumpulkan aneka jenis resep masakan. Resep-resep yang saya temukan dari berbagai majalah dan koran saya gunting kemudian saya buat kliping. Entah sudah berapa banyak resep yang terkumpul, hingga akhirnya semuanya habis terbakar pada kejadian kebakaran besar yang menimpa daerah saya beberapa tahun yang lalu.  Sampai hari ini pun hobi saya tidak pernah berubah browsing resep di internet, blog walking dari satu blog ke blog yang lain.

Perkenalan saya dengan dunia baking bermula pada tahun 2012, untuk pertama kalinya saya mengikuti kursus yang di adakan oleh NCC di Matraman, waktu itu saya belajar membuat kukis hias yang diajarkan langsung oleh Ibu Fatmah Bahalwan. Kemudian berlanjut dengan kursus-kursus yang lain diantaranya kursus aneka pie, cake dasar,  aneka drop cookies  hingga kursus masakan Palembang populer. Selain mengikuti kursus di NCC saya juga beberapa kali mengikuti kursus yang diadakan oleh Toko Berkat Jatinegara. Dari mengikuti kursus-kursus itulah saya jadi mulai rajin mempraktekkan resep-resep yang saya peroleh ketika kursus. Uji coba resep dari satu resep ke resep yang lainnya.

Laskies. Saya lupa kapan Laskies ini mulai ada, yang saya ingat nama Laskies ini adalah nama pemberian  dari salah seorang sahabat. Voting kebeberapa teman dan mereka menyukai nama ini. Laskies!. Nama Laskies itu sendiri diambil dari nama belakang saya, dengan penambahan kata Cookies dibelakangnya, jadilah Laskies!. Awal mula ide nama Laskies muncul, saya mencoba membuat logonya, sederhana. Sangat sederhana!.


awal  mula Laskies muncul
Kemudian dengan bantuan Lukman sahabat saya, logo Laskies di buat seperti ini:

 
 
Laskies saya simpan  rapi dalam tumpukan file. Jauh dalam mimpi-mimpi saya.  Saya masih disibukkan  dengan ujicoba berbagai resep. Membangun awareness dikalangan temen-temen saya dikantor dengan sering membagikan kue-kue hasil buatan saya. Saya ingin mereka tahu kalau saya bisa membuat kue meski rasanya belum seenak yang dijual ditoko-toko kue ternama di Jakarta. Dan itu berhasil!.
 
Di tahun 2013, saya  berencana untuk memulai jualan kukis, paket kue kering  lebaran, namun keinginan itu hanya saya simpan dalam coretan-coretan kertas seperti ini, tidak ada realisasi atau lebih tepatnya tidak memiliki keberanian untuk memulai.
 
 
 
Hingga di tahun 2014, memanfaatkan momen lebaran saya memcoba memwujudkan impian dan keinginan saya, berjualan kue kering.  Mulailah dibuat perencanaannya,  membuat jadwal belanja bahan-bahan kue, membuat tester, membagikan tester, terima orderan hingga kapan saya harus membuat semua pesanan  hingga pesanan-pesanan tersebut dikirim.
 
Semua terjadwal dan harus tepat waktu. Karena  saya hanya memiliki libur sabtu minggu untuk mengerjakan semua pesanan tersebut, dan saya tidak ingin  waktu ibadah selama Ramadhan terganggu karena terlalu sibuk mengerjakan pesanan. Beruntung saya memiliki saudara-saudara perempuan yang siap membantu, ada Mas yang menemani keluar masuk pasar dan  membantu mendesain ulang logo Laskies. Maka jadilah Laskies seperti ini:
 
 
 


 



Laskies, masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak yang harus di perbaiki disana sini. Dari segi rasa, tampilan hingga kemasan. Masih harus banyak belajar.Harus!. Membuka kembali ilmu-ilmu pemasaran yang pernah dipelajari dulu semasa kuliah. Jeli membaca peluang dan mulai belajar  memanfaatkan media sosial sebagai media penjualan online. Mengikuti beragam workshop dan seminar kewirausahaan mandiri untuk menambah ilmu dan wawasan.
 
Saat ini, satu langkah sudah terlewati, tetapi masih  banyak langkah yang harus dilewati. Perjalanan masih panjang dan mungkin tidak mudah. Semoga semua tidak berhenti sampai disini.
 
Alhamdulillah..  Ya, Alloh terima kasih atas segalanya. Terima kasih. 
 
 
 




Pie..

 
Pie, penganan sejenis pastry ini terdiri dari kulit dan isi. Kulit pie atau crust  terbuat dari campuran terigu, gula halus dan telor ini bisa diisi dengan segala isian/filling yang beraneka macam tergantung selera.

Berbicara soal pie ini, makanan yang mungkin  buat sebagian orang gampang membuatnya, tapi tidak buat saya. Saya, butuh berkali-kali mencoba membuatnya, tapi berkali-kali itu pula gagal. Pernah suatu ketika membuat adonan kulit atau crustnya yang telalu ambyar sehingga tidak bisa dibentuk kedalam cetakan pie. Pernah juga membuat filling alias isian pie susu yang saking banyaknya penggunaan  kuning telor sehingga  masih tercium  bau amisnya. Berkali-kali gagal, berkali-kali itu pula saya akan mencobanya sampai berhasil. Tidak ada kata menyerah. Dan seperti inilah perjalanan pie saya dari waktu ke waktu, cekidot! :). Resep pie susu bisa dilihat disini.

kulit pie atau crust

strawberry cheese pie yang gagal total


mini pie susu

mini pie apel

pie buah

Pie Keju


Pie susu Pesanan Dewi
 

Mini Pie Susu utntuk Takjil  di Masjid Sunda Kelapa

Pie Susu Keju Pesanan Dea
Stawberry Cheese Pie


Appel Pie Struesel yang topping apelnya lebih mirip potongan daging ketimbang apel, tapi juaraa rasanya. Enaakkk!!



Beberapa catatan yang bisa saya tulis disini untuk menghasilkan pie yang enak, sebagai berikut:
  1. Untuk menghasilkan kulit pie atau crust yang renyah gunakan mentega/margarin beku/dingin keluar dari kulkas.
  2. Gunakan pastry blender atau garpu/sendok/spatula kayu ketika mengaduk adonan. Hindari kontak dengan tangan ketikan membua adonan crust.
  3. Istirahatkan adonan crust kurang lebih 1 jam di dalam kulkas sebelum dicetak (adonan dibungkus dalam plastik wrapping)
  4. Gunakan perbandingan mentega dan margarin 1:1 untuk rasa crust lebih enak
  5. Agar permukaan isian/filling pie susu lebih mulus ketika dipanggang, adonan filling harus disaring terlebih dahulu sebelum dituang kedalam cetakan crust.
  6. Yang terpenting gunakan bahan-bahan kue yang berkualitas, bukan abal-abal. Dan pastikan masa kadaluarsa setiap bahan yang kita beli. Jangan gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga, jangan gara-gara mentega  atau bahan-bahan lain yang  sudah habis masa kadaluarsanya  rusak pula  pie satu loyang.. :).
 
Semoga bermanfaat!

 

 
 
 
 
 

Kamis, 18 September 2014


Workshop Wanita Wirausaha Femina 2014


Mengikuti kegiatan workshop wirausaha yang diadakan oleh majalah Femina tanggal 16 September 2014 di Rumah Menteng-Jakarta berberapa waktu lalu, merupakan pengalaman yang baru bagi saya. Workshop dibagi dalam 2 sesi, sesi pertama presentasi dari pelaku usaha boga  mengenai bagaimana menjual produk yang dihasilkan, dan sesi ke dua ada persentasi mengenai fotograpy dan ada prakteknya juga!.

Namun, dalam tulisan ini saya hanya akan menuliskan materi pertama saja, karena menurut saya ini penting buat saya yang baru akan memulai sebuah usaha dibidang boga.

Begini ceritanya..

Dalam workshop ini  dua wanita muda dan cantik! Kinsy Budiman dari Creamy Comfort  dan Vannesa Budhihardja dari Puradiva. Keduanya merupakan pelaku usaha dibidang boga, Creamy Comfort di bidang dessert dan Puradiva dibidang makan kesehatan.

Keduanya  melakukan presentasi tentang how to sell your product, bagaimana menjual produk anda!. Menciptakan design branding dan branding identity. Sebagai anak muda yang melek teknologi keduanya pun memanfaatkan social media  sebagai alat strategi penjualannya.

Dari presentasi keduanya didapat  point-point penting dalam bagaimana menjual produk.

Pertama, sebelum menjual produk kenali terlebih dulu target market/segmentasi pasar yang akan dituju. Creamy Comfort dalam penjualan produknya menetapkan perempuan usia 20 sampai 40 tahun sebagai target pasar yang hendak dituju. Menurutnya, perempuan siapa pun dia pastilah penyuka dessert. Dengan diketahuinnya target pasar yang akan dituju, maka kita bisa menentukan design branding  dan  tema dari kemasan yang akan dibuat.

Kedua, strategi penjualan apa yang akan digunakan untuk mencapai target market tersebut. Apakah   menggunakan media online dan offline atau memanfaatkan keduanya. Baik Creamy Comfort dan Puradiva, keduanya menggunakan media online dan offline dalam mengenalkan dan memasarkan produknya. Kinsy menjelaskan, bagaimana Creamy Comfort memanfaatkan instagram sebagai alat pemasarannya karena menurutnya saat ini banyak anak muda lebih eksis di  instagram, disamping  twitter dan  facebook tentunya. Menurutnya lagi, kita  harus jeli melihat social  media apa yang sedang  booming dikalangan anak muda saat ini, sehingga dengan mudah kita  dapat  menentukan social media yang akan digunakan untuk  mencapai target market.

Puradiva manambahkan petunjuk bagaimana memposting sebuah produk di instagram. Menurunya langkah-langkah dalam memposting sebuah produk di instagram adalah, pertama,  penempatan wajah dari produk kita (put a face to the brand), kalau menurutku mungkin dalam memposting produk di instagram haruslah dibuat semenarik mungkin. Kedua, produk yang kita posting haruslah memberikan informasi yang lengkap yang dibutuhkan oleh target market (informative), ketiga menampilkan testimoni pelanggan atau customer  mengenai produk yang sudah digunakan (customer re post) biasanya orang lebih percaya testimoni ketimbang iklan, dan yang kempat motivational atau motivasi. Karena Puradiva menjual produk makanan kesehatan, maka posting an  produk di instagram harusnya memotivasi orang untuk hidup sehat dengan mengkonsunsi makanan sehat.

Demikian catatan kecil dari mengikuti workshop kemarin. Kalau ada salah-salah dalam penulisan dan penyampaian ya mohon maaf namanya juga lagi belajar.. :).

Oiya, ada yang membuat saya senang kalau mengikuti acara dari Majalah Femina apakah itu workshop atau event-event lainnya  apalagi kalau bukan  GOODIE BAG!!. Kemarin ikutan workshop dapet goodie bag isinya macem-macem dan bagus-bagus, yang bikin hepi goodie bag yang kemarin saya dapat berisi 1 lusin tea set.. Alhamdulillaahh.. :D

Semoga bermanfaat!!

Materi workshop bisa diliat di www.wanitawirausaha.femina.co.id.